Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
banner 160x600
banner 160x600
banner 970x250
Tanggamus

Wakil Bupati Tanggamus Hadiri Rembuk Nelayan 2025, Guncang Laut Kebijakan Lama

×

Wakil Bupati Tanggamus Hadiri Rembuk Nelayan 2025, Guncang Laut Kebijakan Lama

Sebarkan artikel ini

TANGGAMUS — Laut Kota Agung bergemuruh bukan karena badai, tapi karena semangat baru dari para nelayan yang berkumpul dalam Rembuk Nelayan 2025 yang digelar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Agung, Rabu (15/10/2025).

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Perikanan Kabupaten Tanggamus bersama DPC HNSI Tanggamus ini menjadi tonggak penting bagi kebijakan maritim daerah bukan lagi janji, tapi bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada nelayan.

banner 300x600

Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto, yang hadir mewakili Bupati H. Moh. Saleh Asnawi, membuka acara dengan pernyataan tegas dan berani.

“Nelayan harus jadi pelaku utama pembangunan, bukan korban dari kebijakan yang tak berpihak. Pemerintah daerah berkomitmen menata ulang arah kebijakan perikanan agar benar-benar menyejahterakan rakyat pesisir,” ujar Agus di hadapan ratusan nelayan yang memadati lokasi acara.

Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak ingin lagi melihat nelayan hanya menjadi penonton dalam pembangunan ekonomi maritim. Menurutnya, potensi laut Tanggamus yang luar biasa harus dikelola oleh masyarakat pesisir sendiri melalui program nyata, bukan sekadar wacana.

Semangat yang sama disuarakan Kepala Dinas Perikanan Tanggamus, Dharma Setiawan, yang memaparkan berbagai inovasi konkret yang sedang dijalankan.
“Tahun lalu kami menggandeng IPB untuk memetakan potensi kelautan Tanggamus. Hasilnya, lahirlah prototipe GEMPITA, Gerakan Terpadu Kampung Pesisir dan Kampung Nelayan Maju. Way Nipah menjadi pilot project-nya,” jelas Dharma.

Sebagai langkah nyata pelayanan publik, Dinas Perikanan kini menghadirkan Gerai Dolphin, pusat layanan satu pintu yang mempermudah nelayan dalam pengurusan dokumen kelautan tanpa birokrasi berbelit.

“Cukup datang sekali, berkas beres tanpa antre panjang. Ini bukan sekadar efisiensi, tapi soal martabat nelayan,” tegas Dharma disambut tepuk tangan peserta.

Tak berhenti di situ, Dharma juga memperkenalkan program visioner Kampung Nelayan Merah Putih, kawasan terpadu berbasis blue economy (ekonomi biru). Di kawasan ini, nelayan tidak hanya melaut, tetapi juga mengolah hasil tangkapan, berbisnis, dan memperkuat ekonomi keluarga dari laut sendiri.

“Langkah ini untuk memastikan nelayan Tanggamus berdiri tegak sebagai pelaku utama pembangunan maritim Indonesia,” tambahnya.

Acara bertema “Nelayan Tanggamus Sejahtera, Lampung dan Indonesia Maju” itu dihadiri sekitar 200 nelayan dari berbagai wilayah pesisir. Turut hadir Ketua HNSI Tanggamus Acok Daeng Masiga, Kadis Perhubungan Sabar Sitanggang, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Tanggamus, serta para lurah pesisir yang ikut mendorong sinergi kebijakan di lapangan.

Rembuk Nelayan 2025 menjadi lebih dari sekadar forum tahunan, ia adalah panggung nyata tempat nelayan berbicara, pemerintah mendengar, dan solusi lahir tanpa basa-basi.

Dari forum ini, satu pesan bergema keras di tengah debur ombak. “Nelayan Tanggamus tidak butuh belas kasihan. Kami hanya butuh keadilan yang bisa mengapung bukan tenggelam bersama janji.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *